Festival Barongan Nusantara di Selenggarakan di Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Barongan di
sepanjang jalan protokol Banyuwangi, Minggu (11/10/2015) yang diramaikan
dengan ratusan Barong dari masing-masing daerah.
Untuk tahun ini, Barongan Nusantara yang baru pertama kali masuk agenda Banyuwangi Festival diikuti oleh sekitar 500 penampil.
Sebelum barong tampil, acara diawali dengan Ruwatan Barong Dandang Wiring. Sebuah barong yang ditutupi kain putih ditandu oleh 4 orang lalu dimandikan, disandingi peras (uba rampe yang biasanya digunakan untuk orang yang punya hajat besar), diasapi dan dibacakan mantra.
Di belakangnya terdapat barisan 40 Gandrung beserta 20 lelaki pembawa umbul-umbul yang mengiringi Barong Dandang Wiring yang diruwat.
Untuk tahun ini, Barongan Nusantara yang baru pertama kali masuk agenda Banyuwangi Festival diikuti oleh sekitar 500 penampil.
Sebelum barong tampil, acara diawali dengan Ruwatan Barong Dandang Wiring. Sebuah barong yang ditutupi kain putih ditandu oleh 4 orang lalu dimandikan, disandingi peras (uba rampe yang biasanya digunakan untuk orang yang punya hajat besar), diasapi dan dibacakan mantra.
Di belakangnya terdapat barisan 40 Gandrung beserta 20 lelaki pembawa umbul-umbul yang mengiringi Barong Dandang Wiring yang diruwat.
Penampilan di awali dengan munculnya representasi singa putih bernama
Barong Rontek Singo Ulung dari Kabupaten Bondowoso lalu dilanjutkan
dengan barong dari Banyuwangi yaitu Barong Kumbo yang dilanjutkan dengan
Kucingan yang beratraksi seperti kucing yang bermain-main. Lalu di
belakangnya ada Barong Bali yang beratraksi diiringi dengan musik khas
Bali dan diikuti sejumlah leak.
Selanjutnya giliran Barong Using yang tampil. Barong asli Banyuwangi yang dikenal dengan nama Barong Prejeng ini muncuk bersamaan dengan pitik pitikkan yang menyerupai ayam dan juga sekawanan burung. Di bagian akhir tampil Reog Ponorogo yang tampil bersama Ganongan di fragmen peperangan Geger Bumi Lodaya.
Barong sendiri dalam mitologi masyarakat Using Banyuwangi diyakini sebagai makhluk yang menjaga masyarakat dan penolak bala Suku Using. Barong berkembang hingga saat ini dan dimaknai sebagai simbol kebersamaan. Hingga saat ini dalam setiap ritual, Barong selalu terlibat di dalamnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada KompasTravel mengatakan festival tersebut memberikan ruang bagi seniman dan budayawan Banyuwangi untuk beraktualisasi.
Selanjutnya giliran Barong Using yang tampil. Barong asli Banyuwangi yang dikenal dengan nama Barong Prejeng ini muncuk bersamaan dengan pitik pitikkan yang menyerupai ayam dan juga sekawanan burung. Di bagian akhir tampil Reog Ponorogo yang tampil bersama Ganongan di fragmen peperangan Geger Bumi Lodaya.
Barong sendiri dalam mitologi masyarakat Using Banyuwangi diyakini sebagai makhluk yang menjaga masyarakat dan penolak bala Suku Using. Barong berkembang hingga saat ini dan dimaknai sebagai simbol kebersamaan. Hingga saat ini dalam setiap ritual, Barong selalu terlibat di dalamnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada KompasTravel mengatakan festival tersebut memberikan ruang bagi seniman dan budayawan Banyuwangi untuk beraktualisasi.
"Dengan adanya Festival Barongan diharapkan masyarakat mengetahui
tentang sejarah dan filosofi dari barong termasuk juga untuk
mengingatkan kita akan jati diri bangsa. Apalagi Barong adalah simbol
penjaga," katanya.
Sebelumnya pada Agustus 2015, Banyuwangi menjadi tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair 2015 dan Festival Tepi Sungai atau Museums Uferfest di Frankfurt, Jerman. Barong Banyuwangi tampil selama 3 hari berturut-turut bersama dengan penampilan beberapa musisi kenamaan tanah air, seperti Djaduk Ferianto dan Kua Etnika dan Dwiki Dharmawan.
Sebelumnya pada Agustus 2015, Banyuwangi menjadi tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair 2015 dan Festival Tepi Sungai atau Museums Uferfest di Frankfurt, Jerman. Barong Banyuwangi tampil selama 3 hari berturut-turut bersama dengan penampilan beberapa musisi kenamaan tanah air, seperti Djaduk Ferianto dan Kua Etnika dan Dwiki Dharmawan.
Sumber : Kompas.com(Ira Rachmawati)
0 comments:
Post a Comment